Kamis, 27 Maret 2014

Strobist atau Flash Off Camera part II

Q : Peralatan ‘dasar’ apa saja yang dibutuhkan untuk belajar strobist atau flash off camera ?
A : Selain kamera dan flash, peralatan lainnya adalah flash trigger, light stand, cold shoe dan diffuser atau umbrella.

Q : Apa itu cold shoe ?
A : Biasanya dipergunakan untuk memasang flash di light stand dan pada umum sudah berikut umbrella holder.

Q : Seberapa banyak flash yang dibutuhkan untuk belajar strobist ?
A : Sebaiknya hanya menggunakan 1 flash terlebih dahulu, agar kita lebih paham mengenai pengaturan kamera maupun flash serta pencahayaan yang benar terlebih dahulu. Jika dirasakan kurang bisa menggunakan reflector untuk memantulkan cahaya.

Q : Apakah ada setting kamera di awal untuk mempermudah belajar strobist atau flash off camera ?
A : Memang semuanya tergantung konsep foto yang ingin dihasilkan. Namun tidak ada salahnya jika kita mengatur kamera di ISO 100-400, diafragma f 5,6-8, shutter speed 1/60-1/100, flash power ¼ - 1/8.

Q : Berapa jarak flash dengan subjek ?
A : Di awal kurang lebih 1-1.5 meter, namun jika terlalu gelap atau terlalu terang kita dapat mengubah jarak tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Q : Kok subjek foto terlalu terang atau terlalu gelap ?
A : Pertama-tama cek ISO, jika terlalu terang mungkin saja ISO yang dipakai terlampau tinggi (misalnya ISO 800). Biasanya saya menggunakan setting ISO 100-400 untuk keperluan stobist, namun pada situasi tertentu mungkin saja saya memakai ISO yang lebih tinggi. Yang kedua adalah kita cek difragma, jika subjek terlalu terang maka kita ubah ke difragma yang lebih kecil (ke angka diafragma yang lebih besar), sedangkan jika subjek terlalu gelap maka kita bisa mengubah ke difragma yang lebih besar. Jangan lupa untuk memperhatikan jarak antara flash dan subjek, jika terlalu terang, maka jarak antara flash dan subjek dibuat menjadi lebih jauh, demikian pula jika subjek terlalu gelap maka dapat saja kita mendekatkan flash ke arah subjek. Yang terakhir adalah memeriksa flash power yang dipergunakan, pada flash yang terdapat layar LCD, biasanya dapat dilihat angka flash power (mulai dari 1/1 - 1/128) dan perkiraan jarak (0.5 meter - 5  meter) sehingga akan mempermudah kita untuk menentukan jarak ideal antara flash dan subjek.

Q : Kok background foto terlalu terang atau terlalu gelap ?
A : Hal ini biasanya terkait dengan shutter speed. Jadi jika terlalu terang maka ubah lah shutter speed di kamera menjadi lebih cepat (tapi ingat batasan flash sync) dan jika terlalu gelap ubah lah shutter speed menjadi lebih lama

Q : Kok di tengah hari bolong pakai flash ?
A: Biasanya kita memakai flash sebagai fill in saja agar mata subjek tidak terlalu gelap atau menambah rim light pada subjek

Q : Kok bisa sih pakai flash di siang hari ?

A : Perhatikan apakah flash anda memiliki fungsi hi speed sync, hal ini berguna untuk membuat flash sync mejadi lebih tinggi dari biasanya. Selain itu flash trigger anda juga harus mendukung fitur ini  agar dapat menggunakan fungsi hi speed sync.

Selasa, 25 Maret 2014

Strobist atau Flash Off Camera part 1

Strobist atau Flash Off Camera

Q : Apa itu Stobist atau Flash Off Camera ?
A : Pada umumnya orang akan memasang flash pada hot shoe di kamera, akan tetapi sekarang kita bisa membuat flash menyala tanpa harus memasangnya di hot shoe kamera. Inilah yang dinamakan Strobist atau Flash Off Camera.

Q : Peralatan dasar apa saja yang dibutuhkan untuk Strobist atau Flash Off Camera ?
A : Yang pertama adalah kamera yang memiliki hot shoe, seperti kamera prosumer, mirrorless dan dslr. Lalu flash beserta tiang lampu (light stand) untuk menempatkan flash. Yang terakhir adalah flash trigger agar flash menyala saat tombol shutter ditekan.

Q : Bagaimana cara mentrigger flash ?
A :  Ada berbagai cara untuk mentrigger flash, salah satunya adalah menggunakan kabel, lalu gelombang infra merah (seperti layaknya remote TV) dan gelombang radio, bahkan ada beberapa kamera yang dapat mentrigger flash lainnya menggunakan pop up yang ada di badan kamera.

Q : Mana yang paling efektif ?
A : Menurut pengalaman saya adalah gelombang radio, karena bisa ditempatkan di banyak tempat dan memiliki jangkauan yang lebih jauh dibandingkan menggunakan kabel atau gelombang infra merah.

Q : Flash harus di setting Manual atau TTL ?
A : Saya pribadi lebih suka menggunakan setting manual. Akan sedikit lebih repot, namun hasil lebih sesuai dengan harapan. Namun adakalanya saat tidak ingin direpotkan dengan berbagai macam setting, dapat saja saya menggunakan setting TTL . Biasanya flash trigger yang hanya memiliki kemampuan manual saja harganya lebih murah (sekitar Rp 175.000,00 - Rp 250.000,00 saat tulisan ini dibuat), sedangkan flash trigger yang memiliki kemampuan manual dan TTL sekaligus akan memiliki harga yang jauh lebih mahal.

Q : Apa itu Flash Sync ?
A : Flash sync dalam bahasa sehari-hari bisa dideskripsikan sebagai kecepatan atau lama bukaan difragma maksimal (shutter speed) oleh kamera saat menggunakan flash. Apabila melebihi Flash sync yang ada di kamera (biasanya akan berbeda pada masing-masing kamera, namun secara umum di kisaran 1/200), maka saat foto diambil akan muncul bayangan hitam di salah satu sisinya.

Q : Apa keuntungan Strobist atau Flash Off Camera ?

A : Jika menempatkan flash di hot shoe biasanya foto yang dihasilkan terkesan datar, termasuk dengan cara memantulkan cahaya flash (bounching) ke atas, karena cahaya pada subjek akan terkesan merata. Sedangkan saat menggunakan tehnik Strobist atau Flash Off Camera, penempatan flash bisa sesuai dengan keinginan fotografer sehingga mendapatkan hasil foto yang lebih baik, memiliki kesan 3 dimensi dan unik.